Sawahlunto: Kota Tua Bernuansa Pertambangan

Apa yang Anda bayangkan saat berada di Sumatera Barat, suasana alam hijau nan asri, budaya Minang yang menakjubkan, atau masakan padang yang mengundang selera? Pernahkah Anda membayangkan sebuah kota tua yang masih terpelihara dengan baik dan dapat menjadi wisata yang berkesan? Sawahlunto, inilah kota yang menawarkan kepada Anda sisi historis warisan kolonial Hindia Belanda yang masih berdiri kokoh dalam masa yang berbeda, semuanya berpadu dalam lanskap alam yang indah dan nikmatnya cita rasa masakan padang.

Di Sumatera Barat terdapat sebuah kota tua bernama Sawahlunto. Kota ini berjarak 90 km dari kota Padang. Ketika sampai di kota ini maka Anda akan disuguhi pemandangan bangunan tua yang masih terpelihara sisa peninggalan Belanda. Bangunan-bangunan tersebutkini masih dimanfaatkan sebagai tempat tinggal penduduk, perkantoran, atau aneka kios.

Pada abad pertengahan ke-19, Sawahlunto merupakan sebuah kota tambang setelah ditemukannya batubara di Sungai Ombilin oleh Ir, De Greve. Kemudian tahun 1888 pemerintah Hindia Belanda mulai mendirikan berbagai fasilitas pertambangan batubara terutama transportasi. Untuk memudahkan transportasi pengangkutan batubara dari kota Sawahlunto menuju kota Padang, Pemerintah Hindia Belanda saat itu memperpanjang jalur kereta api ke kota Sawahlunto pada tahun 1894.

Seperti halnya kawasan Freeport di Papua, Sawahlunto kemudian berkembang menjadi kota mandiri berbasis pertambangan dimana sebagian besar penduduknya adalah pekerja tambang batubara sejak tahun 1892. Saat itu untuk menjalankan industri pertambangan tersebut Pemerintah Hindia Belanda mempekerjakan tahanan yang dibayar dengan harga murah.

Terowongan tambang yang dibuat tahun 1898 merupakan lubang tambang pertama di Sumatera Barat. Terowongan ini terletak di Air Dingin, Kecamatan Lembah Segar dan dibuat oleh pekerja paksa atau yang dikenal sebagai Orang Rantai. Tahun 1932 tambang itu ditutup dan dibuka kembali bulan Juni 2007. Saat terowongan ini dibuka, ditemukan tulang manusia yang hampir membatu. Kini, terowongan ini diberi nama Lubang Mbah Soero dan dijadikan destinasi wisata. Mulai tahun Juni 2007 hingga saat ini ribuan pengunjung menyambangi tambang ini untuk menguak kembali sejarah dan memori pahit orang pribumi.

Sawahlunto juga dikenal memiliki keindahan alam berupa gua yang mempunyai ornamen beragam dan memiliki keunikan tersendiri. Bisa Anda temukan gua-gua ini di pinggiran kota Sawahlunto dimana salah satunya ada yang dihiasi air terjun dan tentunya yang lain tak kalah indah dengan stalaktit dan stalakmit.

Tinggalkan komentar